Breaking News
Loading...
Rabu, 12 Januari 2011

Agens Hayati

Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) telah diterapkan secara luas, antara lain mengusahakan budidaya tanaman sehat dengan berbagai kultur teknis, penanaman varietas tanah, pergiliran varietas dan pergiliran tanaman, penanaman serentak, eradikasi dan sanitasi tanaman terserang, memanfaatkan agens hayati (parasitoid, predator, dan patogen serangga).
Pada saat ini upaya mengubah cara pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sifatnya merusak lingkungan menjadi cara pengendalian OPT yang ramah lingkungan terus digalakkan. Salah satu cara pengendalian yang ramah lingkungan telah memperoleh perhatian dan dikembangkan untuk menanggulangi serangan OPT tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan adalah pemanfaatan musuh alami OPT.
Berbagai kelebihan pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pengendalian hama secara kimia, yaitu:
1. Pengendalian hayati bersifat selektif
2. Faktor pengendali (agensia) yang digunakan tersedia di lapang.
3. Parasitoid atau predator dapat mencari sendiri inang atau mangsanya.
4. Parasitoid dan predator merupakan pengendali yang bisa berjalan sendiri (self perpetuating).
5. Tidak menimbulkan resistensi terhadap serangga inang atau mangsanya.
6. Pengendalian hayati relatif murah.
Agens hayati yang dikembangkan untuk menanggulangi OPT tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dewasa ini adalah serangga parasitoid, patogen, serangg serta antagonis penyakit.
A. PENGENDALIAN HAYATI
Meningkatnya kesadaran manusia terhadap upaya pelestarian alam serta terbebasnya produk pertanian dan perkebunan dari residu pertisida menyebabkan semakin meningkat pula penggunaan teknik pengendalian OPT yang menekankan pada pelestarian dalam arti luas, termasuk kesehatan petani dan konsumen (pengkonsumsi pangan). Pemanfaatan agens hayati merupakan alternatif pengendalian OPT yang dikembangkan di Jombang.
1. Pengertian Pengendalian Hayati
Pengendalian hayati adalah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT tersebut. Pada teknik pengendalian ini, populasi OPT maupun populasi musuh alami baik berupa organisme vertebrata (predator) maupun organisme invertebrata (patogen, parasitoid, dan agens antagonis) diatur keberadaannya, sehingga kepadatan populasi OPT tersebut berada dalam keseimbangan ekologis yang tidak menyebabkan kerusakan tanaman.
2. Pengertian Musuh Alami
Musuh alami adalah suatu organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menumpang pada tubuh organisme lain. Musuh alami sebagai faktor pengendali secara alami terhadap OPT (hama) sangat diperlukan keberadaannya di dalam ekosistem dan ditingkatkan agroekosistem. Untuk itu, perlu dijaga kelestarian dan ditingkatkan peranannya.
Secara umum musuh alami dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Serangga parasitoid
Sebagian besar jenis parasitoid tergolong dalam ordo Hymenoptera dan dalam jumlah kecil Diptera. Serangga parasitoid mempunyai perilaku mirip “parasit”. Berbeda dengan parasit, parasitoid sifatnya antara lain:
- Perkembangan parasitoid dapat mematikan inangnya
- Ukuran parasitoid relatif kecil dibandingkan dengan inangnya.
- Parasitoid hanya hidup sebagai parasit pada stadia larva, inangnya hidup bebas.
- Parasitoid tidak menunjukkan sifat perpindahan inang.
- Sebagai parameter dinamika populasi, aktivitas parasitoid lebih mirip dengan predator daripada parasit yang sesungguhnya.
Contoh : Pias Trichogramma sp untuk mengendalikan OPT sundep dan beluk.
b. Serangga predator
Serangga predator adalah sejenis entomofagus yang selama perkembangan hidupnya dari larva sampai menjadi imago memangsa lebih dari satu individu mangsa. Inangnya umumnya juga hidup memangsa mangsa yang sama dengan lawannya.
c. Patogen serangga hama
Patogen serangga hama adalah jasad renik (mikrooganisme) yang menginfeksi serangga hama. Contoh patogen serangga hama adalah : cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda.
d. Hewan vertebrata pemangsa hama
Vertebrata pemangsa hama adalah organisme yang tubuhnya memiliki rangka sempurna (bertulang belakang) yang hidupnya memangsa atau memakan hama, contoh: burung hantu memangsa tikus.
e. Agens antagonis patogen penyebab penyakit
Agens antagonis adalah mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan. Antagonisme berarti matinya, rusaknya atau terhambatnya pertumbuhan satu spesies mikroorganisme lain (dimana hubungan saling berlawanan, ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan).
Misalnya : Trichoderma sp Vs Fusarium sp.

BIO PESTISIDA ORGANIC (BPO)
BPO adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau tanaman. Cara kerja BPO ini adalah merusak perkembangan telur larva dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menyebabkan serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga lain, menghambat perkembangan patogen penyakit.
A. Cara Pembuatan BPO
1. Alat dan bahan
a. Untuk membasmi jamur
- daun mimbo - cengkeh
- merica - air tawar
b. Untuk membasmi virus dan bakteri
- daun mimbo
- kulit mente/mentor
- tembakau susur
c. Untuk membasmi serangga/wereng
- dlingo bengle - bawang putih
- daun sirsat - bawang merah
- lengkuas/jahe - merica
- kemiri
d. Untuk membasmi ular
- daun mimbo
- rebung
- tembakau susur

2. Cara pembuatan
a. Bahan dipotong dan ditumbuk sampai halus.
b. Dicampur air biasa sesuai takaran.
c. Diendapkan 1 – 3 hari.
d. Disaring untuk memisahkan bahan cair dari ampasnya.
e. Dikemas dalam botol sesuai kebutuhan.
B. Cara Aplikasi BPO
Disemprotkan langsung pada tanaman atau menggunakan handsprayer dengan perbandingan 80 cc BPO untuk 1 handsprayer (14 liter).
C. Manfaat BPO
Untuk menanggulangi hama wereng, ulat grapyak, sundep dan lain-lain.
Gambar 1
Ulat grapyak pada tanaman padi

PESTISIDA NABATI (PESNAB)
“ROCKET”
A. Cara Pembuatan Pesnab “ROCKET”
1. Alat
a. Dandang
b. Kompor
c. Saringan
2. Bahan-bahan
a. Tembakau ½ kg
b. Buah Gadung 1 kg
c. Buah Mojo 1 kg
d. Akar Tubo ¼ kg
e. Daun Mindi 1 kg
f. Daun Sirih ¼ kg
g. Air 10 liter
3. Cara pembuatan
Semua bahan dihaluskan (ditumbuk) kemudian direbus menjadi satu dengan air 10 liter, kemudian didinginkan. Kemudian saring, untuk memisahkan bahan-bahan dari Pesnab “ROCKET”.
B. Cara Aplikasi Pesnab “ROCKET”
a. Semprot : 200 ml/tangki (14 liter) dengan volume semprot 500 liter/hektar. Pada bagian tanaman yang diserang: 1 kali per musim (umur 75 hari setelah tanam)
b. Waktu Aplikasi : dianjurkan pada sore hari pukul 16.00 s/d selesai atau pagi hari sebelum pukul 09.00.
c. JANGAN DICAMPUR DENGAN PESTISIDA KIMIA
C. Manfaat Pesnab “ROCKET”
Pesnab “ROCKET” digunakan untuk mengatasi:
1. Bermacam-macam hama
2. Kutu kebul
3. Belalang daun
4. Ulat penggulung daun
5. Virus pada batang

PUPUK BOKHASI
Pupuk Bokhasi adalah campuran dedak dan tepung ikan yang difermentasi oleh EM4 atau SuperDegra. Bokhasi mengandung gula, alkohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin, dan senyawa-senyawa organic lainnya. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pemberian Bokhasi pada tanaman dapat meningkatkan produksi padi. Ekstrak bokhasi juga dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman karena senyawa alkohol yang terkandung di dalamnya.
A. Cara Pembuatan Pupuk Bokhasi
  1. Alat dan bahan
a. Dedak halus 90 kg
b. Tepung ikan asin 10 kg
c. Molase (tetes gula tebu) 50 ml
d. EM4 10 ml
e. Air 1000 ml
  1. Cara pembuatan
b. 90 kg dedak halus dicampur dengan 10 kg tepung asin secara merata. Kemudian diberikan larutan air dan molase (tetes gula tebu) + EM4 dengan perbandingan 1 liter air : 50 ml molase : 10 ml EM4.
c. Adonan tersebut diaduk secara merata, sampai kadungan air adonan mencapai 50%.
d. Selanjutnya adonan tersebut dibungkus dengan kantong plastik yang ditutup rapat selama 4 – 7 hari.
e. Setelah 4 – 7 hari adonan dedak dan tepung ikan ini telah terfermentasi menjadi produk baru yang dikenal dengan nama BOKHASI.
f. PERHATIAN : Pada waktu pembuatan bokhasi akan mengundang lalat untuk bertelur. Tutuplah dengan plastik rapat-rapat, setelah terbentuk bokhasi langsung digunakan (sekali pakai). Jangan disimpan lama.
B. Aplikasi Pupuk Bokhasi
Pupuk bokhasi disebarkan pada permukaan tanah pada waktu 1 hari sebelum tanam dengan dosisi
C. Manfaat Pupuk Bokhasi
  1. Meningkatkan kesuburan lahan sawah secara biologis.
  2. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi/tanaman.
  3. Menurunkan serangan OPT

PUPUK BOKHASI PADAT
A. Cara Pembuatan Pupuk Bokhasi Padat
1. Alat dan bahan
a. Kotoran hewan (sapi/kerbau/ayam) 60 sak
b. Berambut/skam/serbuk gergaji 30 sak
c. Berkatul/dedak halus 50 kg
d. Tetes tebu (gula) 1 liter
e. EM4 1 liter
f. Air sumur 50 liter
2. Cara pembuatan
a. Masukkan larutan EM4 dan tetes ke dalam air (komposisi 2 cc EM4 per liter air) dan diamkan selama 24 jam agar bakteri EM bisa tambah kuat.
b. Kotoran hewan – skam dan 40 kg dedak halus dicampur sampai rata setelah itu dicampur dengan larutan EM4 dengan air (kandungan air adonan di kepal tidak mengeluarkan air dan bila kepalan dilepas adonan tidak kepyar.
c. Adonan diaduk/diler di tempat yang kering dengan ketinggian 15 – 20 cm. Setelah itu, dipermukaan adonan ditaburi dedak bekatul tipis-tipis kemudian ditutup dengan karung goni.
d. Setelah dua hari dibalik, pertahankan suhu 400 – 500C (hangat kuku) dengan masa fermentasi 7 hari.
e. Setelah itu bokhasi padat siap diaplikasikan.
B. Cara Aplikasi Pupuk Bokhasi Padat
Kompos padat diaplikasikan 7 hari sebelum tanam dengan dosis 2 ton/ha.
C. Manfaat Pupuk Bokhasi Padat
Dapat menyuburkan tanah dan tanaman serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.

PUPUK BOKHASI CAIR
A. Cara Pembuatan Pupuk Bokhasi Cair
  1. Alat dan bahan
a. Kencing sapi 50 liter
b. EM4 1 liter
c. Tetes tebu 1 liter
  1. Cara pembuatan
a. Semua bahan dicampur menjadi satu di dalam gentong dan ditutup rapat
b. Setiap hari tutup gentong dibuka selama 30 menit dan diaduk.
c. Lalu ditutup lagi.
d. Masa fermentasi 7 hari.
B. Cara Aplikasi Pupuk Bokhasi Cair
Cara aplikasi adalah 4,5 liter bokhasi cair dicampur dengan air dalam 1 tangki (14 liter).
C. Manfaat Pupuk Bokhasi Cair
Manfaatnya bisa digunakan sebagai pupuk daun dan untuk mencegah penyakit busuk daun.

KOMPOS PLUS AGENS HAYATI
Kompos merupakan pupuk organik yang dapat diperoleh dengan melakukan proses pelapukan dari bahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, serbuk gergaji dan sampah organik dari rumah tangga serta kotoran hewan. Kompos sangat diperlukan karena dapat meningkatkan kesuburan tanah secara biologis dan ramah lingkungan, disamping dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi.
A. Cara Pembuatan Kompos Plus Agens Hayati
1. Alat dan bahan
a. Dinding tembok 1 m x 2 m x tinggi 1 m
b. Jerami 20 bagian
c. Kotoran hewan 3 bagian
d. Dedak halus 1 bagian
e. Agens Hayati Trichoderma sp. 100 gram
2. Cara pembuatan
a. Siapkan tempat pengomposan, dapat dari bahan kayu atau semacam dinding tembok dengan ukuran 1 m x 2 m x tinggi 1 meter.
b. Bahan yang diperlukan: 20 bagian jerami/gulma/rerumputan, 3 bagian kotoran hewan, dan 1 bagian dedak halus. Contoh: 2 ton jerami + 3 kw kotoran hewan + 1 kw dedak halus.
c. Jerami dibasahi sampai lembab lalu dapat dipotong kecil-kecil dan dicampur merata.
d. Letakkan potongan campuran jerami/gulma pada bak tersebut secara merata dengan ketebalan ± 25 cm.
e. Taburi atasnya dengan kotoran hewan dengan ketebalan ± 10 cm secara merata, kemudian taburkan dedak di atas kotoran hewan dengan ketebalan ± 5 cm secara merata, lebih banyak lebih baik terhadap pelapukan.
f. Taburkan agens hayati Trichoderma sp sebanyak 100 gram secara merata untuk ukuran 1 m x 2 m.
g. Lakukan penumpukan secara berlapis-lapis sampai tinggi mencapai 1 – 1,2 m. Untuk menjaga kelembaban perlu dilakukan penyiraman secukupnya. Kemudian tutup rapat dengan plastik bening.
h. Lakukan penyiraman pada tumpukan tersebut secara merata dan tutup rapat dengan plastik.
i. Amati proses fermentasi kompos,proses akan berjalan dengan sempurna dengan indikator timbulnya suhu panas hingga mencapai ± 700C.
j. Untuk menjaga proses fermentasi secara berkala (tiap 14 hari) dilakukan pembalikan sebanyak 3 kali, khususnya apabila suhu mulai turun.
k. Kompos plus telah matang dalam waktu sekitar 1,5 bulan.
l. Untuk memperlihatkan penampilan, kompos plus dapat dilakukan dengan digiling atau diayak (diproses khusus).
m. Produk kompos plus siap dikemas atau siap digunakan.
3. Bagan Pembuatan Kompos Plus Agens Hayati

B. Cara Aplikasi Kompos Plus Agens Hayati
Kompos plus agens hayati disebarkan pada permukaan tanah, 7 hari sebelum tanam dengan dosis 2 ton/ha.
C. Manfaat Kompos Plus Agens Hayati
  1. Meningkatkan kesuburan tanah secara biologis
  2. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi
  3. Menekan serangan penyakit, terutama penyakit patogen.

PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
Pupuk organik cair digunakan untuk penyubur tanaman padi, palawija, dan hortikultura.
A. Cara Pembuatan POC
1. Alat dan bahan
a. Daging (keong mas, jerohan ikan, dan limbah udang)
b. Limbah buah (pisang, pepaya, tomat, melon)
c. Limbah tumbuhan (enceng gondok, lidah buaya, jamur)
d. Limbah sayuran (bayam, sawi, kangkung)
e. Limbah makanan (nasi, sayur bekas, jengkol/petai)
f. Urine manusia/binatang
g. Air manis (tetes tebu, gula, air kelapa)
h. Bahan ragi tempe
2. Cara pembuatan
a. Bahan padat dan bahan tambahan dipotong dan ditumbuk sampai halus untuk mempercepat penguraian/pembusukan.
b. Dicampur dan ditambahkan bahan cair secukupnya.
c. Diendapkan 1 – 3 hari bila digunakan untuk pencampur kompos.
d. Diendapkan selama 15 hari apabila digunakan sebagai pupuk cair.
e. Disaring untuk memisahkan POC dari ampasnya.
f. Ampas POC bisa dimanfaatkan sebagai campuran kompos.
g. Campurkan bahan pewangi sebagai pengawet.
h. Dikemas dalam botol sesuai kebutuhan.
B. Cara Aplikasi POC
Disemprotkan langsung pada tanaman atau menggunakan handsprayer dengan perbandingan 80 cc POC untuk 1 handsprayer (14 liter).
C. Manfaat POC
Penyubur tanaman padi, palawija, dan hortikultura.

MIKRO ORGANISME PENGURAI (MOP)
A. Cara Pembuatan MOP
  1. Alat dan bahan
a. Dedak halus 2 kg
b. Tetes tebu 1 liter
c. Cuka 4 botol kecil
d. Rumen sapi 2 liter
  1. Cara Pembuatan
a. Dedak halus dan tetes dicampur dengan air 20 liter direbut sampai mendidih.
b. Setelah dingin dicampur dengan cuka dan rumen sapi.
c. Masukkan dalam curigen dan ditutup rapat.
d. Curigen setiap hari dibuka selama 1 jam dan ditutup lagi, ini dilakukan selama 12 hari.
e. Indikator (tanda) MOP sudah jadi, aromanya seperti tape.
B. Cara Aplikasi MOP
a. Pupuk kandang 1 ton dicampur dengan MOP 1 liter.
b. OP dicampur dengan air secukupnya dengan ukuran diperas tidak keluar airnya.
C. Manfaat MOP
Bermanfaat untuk menguraikan kotoran ayam/pupuk kandang menjadi bahan organik yang mudah diserap oleh tanaman.

PEMBIAKAN AGENS HAYATI
DENGAN MEDIA CAIR
Pengendalian OPT tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan dengan agens hayati yang terdiri dari:
1. Beauviria Bassiana (BB)
2. Mettarizium Anisoptiae (Met)
3. Coryne Bacterium (CN)
4. Trichoderma sp.
A. Cara Pembuatan Agens Hayati
1. Alat
a. Galon air mineral merk “AQUA” 19 liter 1 buah
b. Botol bekas air mineral merk “AQUA” 1,5 liter 2 buah
c. Air pum akuarium 1 buah
d. Tabung filter yang berisi glash woll 1 buah
e. Karet penutup galon dan botol 3 buah
f. Selang udara 5 meter
g. Dandan ukuran tinggi 40 cm 1 buah
h. Kompor minyak 2 buah
i. Saringan air 1 buah
j. Ember plastik 2 buah
k. Enthong pengaduk 1 buah
l. Jet sprayer 1 buah
2. Bahan-bahan
a. Kentang 6 kg
b. Gula pasir 1 kg
c. Air bersih 20 liter
d. Alkohol 90% 1 liter
e. Minyak tanah 4 liter
f. Stater/isolat 4 testup
g. Larutan KMNO3 (PK) 2 gram/0,5 liter air
3. Cara Pembuatan
a. Timbang kentang 4 kg, kupas kulitnya, cuci bersih, iris 1 x 1 x 1 cm (kotak)
b. Rebus dengan air 5 liter sampai lunak, ambil kentangnya, biarkan air mendidih.
c. Masukkan gula pasir 1 kg, biarkan sampai gula hancur pada air mendidih.
d. Setelah gula larut, tambahkan air hingga 20 liter, biarkan sampai mendidih.
e. Angkat ekstrak kentang, masukkan ke dalam galon hingga penuh.
f. Sterilkan galon bersama ekstrak gula kentang ke dalam dandang dengan cara ditanak selama 6 jam, dimulai dari air mendidih, galon dalam keadaan terbuka dan dandang dalam keadaan tertutup.
g. Bila sudah 6 jam, buka tutup dandang secara berlahan dan tutup galon dengan rapat.
h. Angkat galon dalam keadaan tertutup dari dandang kemudian dinginkan hingga benar-benar dingin.
i. Fermentasikan dengan susunan alat berikut:
j. Tes alat fermentasi di atas.
k. Pastikan selang udara tidak ada yang bocor.
l. Inokulasi (masukkan) isolat/starter ke dalam galon sambil menyemprot alkohol dengan jet sprayer ke sekitar lubang galon sambil memasukkan starter agar tidak terkontaminasi udara dari luar galon.
m. Nyalakan sumber listrik, kontrol kembali selang udara, pastikan tidak ada yang bocor.
n. Proses fermentasi selama 9 hari.
o. Pada hari ke-9, media cair sudah siap diaplikasikan dengan indikator aroma khas fermentasi
B. Cara Aplikasi Agens Hayati
Cara mengaplikasi agens hayati cair di lapang adalah dengan mencampurkan agens hayati cair sebanyak 100 cc sampai 200 cc (1 gelas aqua) per tangki 14 liter. Penyemprotan dilakukan berbentuk kabut karena agens hayati cair berbentuk spora. Waktu aplikasi pada pagi hari sampai jam 09.00 dan sore hari mulai pukul 15.00. PERHATIAN: Bersihkan terlebih dahulu tangki yang akan dipakai dari PESTISIDA KIMIA.
C. Manfaat Agens Hayati
1. Beauviria Bassiana (BB) dan Mettarizium Anisoptiae (Met)
Agens hayati Beauviria Bassiana dan Mettarizium Anisoptiae (Met) adalah sejenis cendawan yang hanya hidup pada serangga tertentu (OPT) seperti Wereng Batang Coklat (WBC), wereng hijau, hama putih palsu (HPP), ulat, dan kepinding tanah.
2. Coryne Bacterium (CN)
Coryne Bacterium (CN) dapat mengendalikan OPT Xantomonas oryzae (kresek) pada tanaman padi, postule bakteri, hawar bakteri, antraknose, bercak daun dan dapat menekan perkembangan penyakit (bioprotektan).

Gambar 2
Padi yang terkena kresek (Xantomonas Oryzae)
3. Trichoderma sp
Trichoderma sp adalah agens hayati pengendali OPT Fusarium (mati layu) pada tanaman lombok (cabe), tomat, pisang, vamili, terong dan jeruk, bercak daun pada kentang, pelet pada cabe, kresek pada tanaman semangka dan garbis.
4. PGPR (Plan Growth Promoting Rhizobacter)
PGPR berfungsi untuk menekan perkembangan penyakit layu fusarium, layu bakteri, rizoktonia, memproduksi fitohormon, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, meningkatkan jumlah perakaran halus, luas permukaan bertambah, tanaman tahan terhadap hama dan patogen, serta mampu mengkopensasi kerusakan tanaman.

PEMBIAKAN AGENS HAYATI
DENGAN MEDIA PADAT
Pengendalian OPT tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan dengan agens hayati yang terdiri dari:
1. Beauviria Bassiana (BB)
2. Mettarizium Anisoptiae (Met)
3. Trichoderma sp.
A. Cara Pembuatan Agens Hayati
  1. Alat
a. Kotak inokulasi (incase)
b. Tabung isolat
c. Sumbat tabung
d. Lampu bunsen
e. Spidol
f. Kantong plastik 1 kg
  1. Bahan-bahan
a. Beras/jagung
b. NaOCl 1%
c. Alkohol 70%
d. Isolat Beauviria Bassiana, Mettarizium Anisopatie, dan Trichoderma, sp.
  1. Cara pembuatan
a. Sterilkan kotak pemindah/kotak inokulasi (incase), sendok teh, staples, dan tangan dengan alkohol 70%.
b. Masukkan media padat beras/jagung, isolat Beauviria Bassiana/Mettarizium Anisopatie/Trichoderma, sp. (starter), sendok teh, staples, ke dalam kotak pemindah, kemudian nyalakan lampu bunsen dan tutup rapat (di staples), supaya tidak terkontaminasi.
c. Tulis nama cendawan dan tanggal perbanyakan pada kantong plastik media tersebut dengan spidol. Letakkan pada wadah dan simpan di tempat yang bersih. Dalam waktu 10 – 14 hari, apabila seluruh permukaan beras/jagung telah ditumbuhi miselia yang berwarna hijau untuk Trichoderma sp, ditumbuhi jamur yang berwarna putih untuk Beauviria Bassiana sp, ditumbuhi jamur berwarna putih untuk Metarhizium sp. Itu merupakan indikator keberhasilan perbanyakan.
d. Jika disimpan di ruang terbuka dapat bertahan sampai 3 bulan dan jika di simpan di lemari es (kulkas) dapat bertahan sampai 6 bulan.


B. Cara Aplikasi Agens Hayati
Ambil 100 gram media padat dicampur dengan 1 tangki (14 liter). Disemprotkan dengan handsprayer. Waktu sama dengan penggunaan agens hayati media cair.
C. Manfaat Agens Hayati
1. Beauviria Bassiana (BB) dan Mettarizium Anisoptiae (Met)
Agens hayati Beauviria Bassiana dan Mettarizium Anisoptiae (Met) adalah sejenis cendawan yang hanya hidup pada serangga tertentu (OPT) seperti Wereng Batang Coklat (WBC), wereng hijau, hama putih palsu (HPP), ulat, dan kepinding tanah.
Gambar 3
Walang sangit yang terkena Beauviria Bassiana
2. Trichoderma sp
Trichoderma sp adalah agens hayati pengendali OPT Fusarium (mati layu) pada tanaman lombok (cabe), tomat, pisang, vamili, terong dan jeruk, bercak daun pada kentang, pelet pada cabe, kresek pada tanaman semangka dan garbis.

PARASITOID TRICHOGRAMMA sp.
Parasitoid telur penggerek batang padi (Trichogramma sp) dapat dibiakkan secara masal dengan menggunakan serangga inang alternatif telur ngengat beras corcyra cephalonica. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembiakan massa dan pelepasan musuh alami ini adalah:
1. menyiapkan media biakan serangga inang alternatif.
2. mengumpulkan kelompok telur serangga inang alternatif
3. pengumpulan kelompok telur penggerek batang padi terparasit
4. pembuatan pias parasitoid.
5. pembiakan massal Trichogramma sp.
6. pelepasan parasitoid di lapangan.
A. Cara Perbanyakan Trichogramma sp.
  1. Alat

a. Kotak pemeliharaan ukuran 80 x 40 x 10 cm
b. Tabung peneluran.
c. Kertas karton
d. Kain kassa
e. Lem
f. Nampan/baki
g. Kuas

  1. Bahan-bahan
a. Jagung giling
b. Ngengat corcyra
Gambar 4
Ngengat gabah (corcyra sp) seekor betina mampu meletakkan 300 butir telur
  1. Cara perbanyakan Corcyra
a. Masukkan jagung giling ke dalam kotak pemeliharaan dan ratakan hingga ketebalan 3 cm.
b. Masukan ngengat corcyra ± 200 ekor ke dalam kotak pemeliharaan sampai ngengat muncul sekitar 6 minggu.


Gambar 5
Pemeliharaan corcyra di kotak pemeliharaan
c. Ngengat yang muncul dikumpulkan dengan menggunakan corong lampu kemudian dimasukkan ke dalam tabung peneluran yang terbuat dari kertas karton. Bagian atas dan bawah tabung peneluran di tutup kain kassa.
d. Tabung peneluran disimpan dengan posisi tegak di atas nampan/baki yang telah diberi alas kertas.
e. Waktu untuk peneluran ngengat corcyra selama 1 hari.
f. Telur-telur yang menempel pada kain kassa disikat dengan kuas dan ditampung pada nampan/baki.
g. Telur tersebut dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan saringan teh.
h. Telur yang telah dibersihkan sebagian digunakan untuk pembiakan (perbanyakan) parasitoid Trichogramma sp. dan sebagian dibiakkan lebih lanjut untuk perbanyakan corcyra.
  1. Cara perbanyakan parasitoid Trichogramma sp.
a. Siapkan pias yang terbuat dari karton manila yang berukuran 1,5 x 10 cm.
b. Pias dilapisi lem kertas, taburkan sekitar 2.000 butir telur corcyra secara merata pada pias yang telah dilapisi lem kertas, kemudian angin-anginkan selama 5 menit.


Gambar 6
Penebaran telur corcyra pada pias/kertas yang telah dilapisi lem kertas
c. Pias yang berisi telur corcyra disterilkan dengan penyinaran ultraviolet 15 watt selama 30 menit.
d. Masukkan ke dalam satu tabung (corong lampu) 1 pias starter parasitoid Trichogramma dan 5 pias berisi telur corcyra yang sudah steril.
Gambar 7
Proses inkupasi telur terparasit di tabung
e. Setelah 4 – 6 hari (proses parasitisme), sudah ada penampakan telur yang terparasit berwarna kehitam-hitaman.
f. Pias berisi telur corcyra yang telah terparasit Trichogramma siap digunakan langsung di lapangan atau disimpan dalam lemari es (kulkas) selam 3 – 4 hari.


Gambar 8
Pias berisi 2000 telur corcyra sp.
g. Apabila pias berisi telur corcyra terparasit belum digunakan dapat disimpan dalam lemari pendingin (kulkas), bisa bertahan selama 3 minggu.
B. Cara Aplikasi Trichogramma sp.
Cara mengaplikasi Pias Trichogramma sp sesuai dengan luas lahan yang ditanami, 1 Ha membutuhkan Pias Trichogramma sp sebanyak 100 lembar dengan aplikasi sebagai berikut:
a. Aplikasi pertama pada persemaian umur 15 hari – 4 lembar
b. Aplikasi kedua tanaman padi berumur 7 – 10 HST diaplikasikan 12 lembar selama 8 kali dengan interval waktu 1 minggu
c. Jarak pasang dari petang pertama 10 – 15 meter kemudian di tengah dengan jarak 25 – 30 meter.


Gambar 9
Jarak pasang pias Trichogramma sp di lahan
Gambar 10
Pemasangan pias Trichogramma sp pada gelas air mineral bekas terbaik agar tidak terkena hujan

C. Manfaat Trichogramma sp .
Pias Trichogramma sp mengendalikan OPT sundep dan beluk pada tanaman padi. Trichogramma sp merupakan serangga parasitoid. Jenis trichogramma sp ada 3, yaitu:
a. Japanicum : parasitoid pada tanaman padi
b. Minutun : parasitoid tebu
c. Cilonis : parasitoid ulat grayak pada kedelai.
Cara trichogramma sp mengendalikan OPT ini adalah Trichogramma sp terbang mencari kelompok telur penggerak yang masih baru untuk diparasit (memasukkan sel ke dalam kelompok telur dan makan isi telur, ketika habis menjadi dewasa) tebang dan mencari kelompok telur penggerak dan seterusnya.
Gambar 11 Gambar 12
Kelompok telur Telur penggerek batang padi
penggerek batang padi yang diparasi
berisi 50-150 butir

TYTO ALBA (BURUNG HANTU)
Burung Hantu adalah agens hayati pengendali OPT tikus. Kemampuan berburu burung hantu ini adalah 2 – 5 ekor per malam dengan penglihatan serta pendengaran yang tajam (mampu mendengar suara tikus yang jaraknya 500 meter. Burung ini mampu berburu tikus melebihi jumlah yang dimakannya. Cara memangsa tikus dengan paruh yang tajam, jerohan dimakan terlebih dahulu baru dagingnya kemudian tulang-tulangnya dimuntahkan.
Sepasang Tyto Alba mampu mengawasi 5 – 10 Ha dan mampu mendengar kawannya lewat suara sejauh 2 km untuk memberikan informasi keberadaan kawannya. Kelebihan burung hantu ini adalah selalu berburu tikus setiap malam tak peduli musim apapun dan pada lahan milik siapa. Pengganggu utama burung hantu adalah manusia.
Gambar 13
Tyto Alba predator tikus
Gambar 14
Pemasangan pagupon sebagai tempat tinggal Tyto Alba di sawah

1 komentar :

  1. tidak perlu di on line kan kalau asebagian tulisan tertutup kotak merah.

    BalasHapus

Back To Top