Breaking News
Loading...
Senin, 24 Januari 2011

Dukung Petani Mengadakan Saprodi Sendiri

Dukung Petani Mengadakan Saprodi Sendiri
Written by Administrator
Thursday, 28 October 2010 00:00 - Last Updated Friday, 29 October 2010 05:16
Mulai 2011, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak akan melakukan pengadaan
benih dan pupuk untuk petani. Pengadaan sarana produksi (saprodi) akan langsung
dilakukan oleh pemerintah kabupaten.
Pernyataan tersebut disampaikan Gabriel Beri Bina, anggota DPRD Nusa Tengga Timur (NTT)
di depan sekitar 300 petani se-Flores pada Rabu (27/10) di Hokeng, Flores Timur, NTT. Gabriel
hadir pada pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) Petani se-Flores di aula Paroki Hokeng.
Mubes selama empat hari ini diikuti petani dari seluruh kabupaten di Flores, mulai dari
Manggarai Barat hingga Lembata. Sebagian besar petani yang hadir tergabung dalam
organisasi petani yang didukung VECO Indonesia melalui mitra-mitranya di Flores.
Lima perwakilan peserta Mubes bergantian bertanya pada anggota DPRD NTT yang hadir
tersebut. Gabriela Uran, Direktur Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), misalnya,
mempertanyakan di mana komitmen anggota DPRD NTT terhadap kemandirian petani dan
kedaulatan pangan di Flores. Paul, petani dari Lembata, menyoroti lemahnya posisi DPRD
untuk mengawasi terbitnya izin pertambangan emas di Lembata maupun mangan di Timor yang
merugikan petani.
Selain Gabriel, anggota Fraksi Gerindra, anggota DPRD NTT lain yang hadir adalah Kristo
Blasin. Keduanya menjanjikan dukungannya pada petani ketika berdiskusi dengan peserta
Mubes, termasuk tentang pemindahan tanggung jawab pengadaan saprodi dari gubernur ke
bupati. “Pemindahan tanggung jawab itu menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten
(Pemkab) maupun petani,” kata Gabriel.
Gabriel mengatakan selama ini Partai Gerindra telah mengkritik terjadinya politik benih oleh
pemerintah. “Sudah terlalu lama kemandirian petani dibajak oleh pemerintah dan industri,” kata
Gabriel. Dia memberikan contoh. Pada saat pemerintah menyatakan bahwa petani harus punya
ketersediaan benih, pemerintah malah mendatangkan benih dari luar.
“Pada saat LSM mendampingi petani untuk beralih ke pertanian organik, pemerintah malah
mendukung pengadaan pupuk organik oleh industri, bukan oleh petani itu sendiri. Ini kan naif,”
ujarnya.
Menurutnya, pupuk organik yang sebenarnya adalah sapi. Maka, pemerintah harus berikan sapi
pada setiap petani, bukan dengan menggandeng perusahaan pupuk organik. “Karena itu sama
saja dengan menggantungkan nasib petani pada pihak lain” tambahnya disambut tepuk tangan
1 / 2
Dukung Petani Mengadakan Saprodi Sendiri
Written by Administrator
Thursday, 28 October 2010 00:00 - Last Updated Friday, 29 October 2010 05:16
para peserta.
Senada dengan Gabriel, Kristo Blasin, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT, juga sepakat
bahwa sudah waktunya petani sendiri yang mengurus benih dan pupuk. “Jangan biarkan petani
terus tergantung pada pihak-pihak lain,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya, organisasi petani perlu berdaya. Penguatan lembaga petani menjadi
satu kebutuhan. Dengan organisasi petani yang kuat, suara petani juga akan lebih bergema.
Selama ini memang masih ada beberapa pihak yang meragukan kemampuan organisasi petani
dan anggotanya. Namun, menurut Kristo, petani harus belajar dan berbagi masalah dengan
sesama petani. “Mari berikan kepercayaan pada petani,” tegasnya.
2 / 2

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top